Kepemimpinan

 KEPEMIMPINAN IDEAL PADA ERA GENERASI MILENIAL


1. Pendahuluan

    Kepemimpinan merupakan bagian penting dalam proses manajemen dan dibutuhkan pada semua tipe organisasi. Pemimpin merencanakan dan mengorganisasikan sumber daya yang ada dengan memengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk mencapai kinerja bawahan yang optimal. Keberhasilan kepemimpinan dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang diterapkan dan kepuasan bawahannya. Menjadi seorang pemimpin yang baik pada generasi masyarakat milenial saat ini dan di masa depan menjadi satu tantangan yang kritis. Seiring perkembangan zaman, banyak pemimpin muncul akibat tuntutan dan kondisi lingkungan pada saat itu. Pada era generasi milenial, pemerintahan yang efektif akan terwujud apabila para pemimpin dapat memenuhi kualifikasi sebagai pemimpin yang kredibel, mempunyai kemampuan intelektual, dan visi yang jauh ke depan. Namun, pemimpin yang baik juga harus memiliki integritas, kejujuran, dan kesetiaan pada kepentingan rakyat. Kepemimpinan milenial perlu mendukung kemandirian dan jiwa entrepreneurship generasi milenial. Membangun bangsa harus memiliki fondasi utama, yakni kemandirian dan entrepreneurship. Derap perkembangan di semua lini kehidupan terjadi semakin cepat. Kemajuan teknologi informasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat saat ini. Laju informasi dan pengetahuan pun bergerak begitu cepat tanpa kendala. Semua berubah dalam hitungan sekian detik. Mulai dari proses penggalian informasi, penyebaran berita, tren, teknologi hingga berbagai produk mutakhir terjadi sangat cepat. Seakan mereka yang bergerak lamban akan tergilas dan tertinggal jauh di belakang. Sebagai bangsa yang besar dan semakin diperhitungkan di kancah internasional, Indonesia memiliki banyak tantangan yang harus diselesaikan. Membangun Indonesia berarti membangun mental rakyatnya sehingga gagasan revolusi mental pun lahir dan dicetuskan pemerintah sebagai gerakan yang masif. Untuk proses perubahan besar itu, kepemimpinan model lama tidak akan cocok lagi dan oleh karena itu harus dikoreksi atau dikembangkan. Dengan generasi muda di Indonesia yang tumbuh begitu pesat, maka gaya kepemimpinan yang muncul pun harus menyesuaikan ritme dan polanya. Generasi milenial yang saat ini memengaruhi banyak hal juga harus dipimpin dengan gaya kepemimpinan milenial.

    Menjadi seorang pemimpin yang baik pada generasi masyarakat milenial saat ini dan di masa depan menjadi satu tantangan yang kritis. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan karakter sejak lahir. Pada zaman ketika pemimpin dilahirkan dari para raja-raja bisa dikatakan demikian karena yang mendapatkan ilmu-ilmu dan pengalaman kepemimpinan hanya ada di lingkungan kerajaan. Di tengah-tengah gejolak keresahan masyarakat akan semakin buruknya pelayanan yang diterima dari oknum pemerintahan, beberapa nama kepala daerah yang berhasil mewujudkan daerah yang dipimpinnya dengan berbagai kemajuan dan inovasi mulai mencuat ke permukaan. Hal ini memunculkan sebuah harapan baru dari masyarakat Indonesia dalam wacana keberhasilan reformasi birokrasi. Berbagai berita mengenai kemajuan daerah yang mereka pimpin semakin sering diekspos di berbagai media massa. Sebut saja seperti Ridwan Kamil (Walikota Bandung) dan Tri Rismaharini (Walikota Surabaya) yang sering disebut-sebut namanya menjadi tokoh di balik keberhasilan daerah yang dipimpinnya.

2. Mewujudkan Kepemimpinan Ideal pada Era Generasi Milenial

    Praktik kepemimpinan berkembang mengikuti perkembangan zaman. Kepemimpinan pada era milenial memiliki pendekatan yang khas karena digitalisasi yang merambah dunia kerja tidak lagi memungkinkan pemimpin untuk bertindak secara konvensional. Selain itu, dibutuhkan karakter kepemimpinan yang mampu mereduksi berbagai sikap negatif dan mampu mengeluarkan semua potensi positif dari kaum milenial, seperti melek teknologi, cepat, haus ilmu pengetahuan, dan publikasi.

3. Hakikat Kepemimpinan pada Era Generasi Milenial

    Kepemimpinan milenial diterjemahkan sebagai kepemimpinan masa kini yang menyesuaikan dengan gaya generasi baru yang lahir pada era 1980-an. Pola kepemimpinan milenial tidak sama dengan pola kepemimpinan lama dari generasi sebelumnya. Tahun kelahiran 1980-an memegang peran penting karena generasi tersebut saat ini memasuki masa paling produktif. Di usia 30-an tahun, generasi ini menggerakkan dunia kerja, dunia kreativitas, dunia inovasi, dan memengaruhi pasar serta industri global. Karena itu pula, generasi yang lahir pada era 1980-an ke atas biasa disebut generasi milenial. Dengan merujuk pada generasi itu, gaya kepemimpinan yang dibangun pun perlu beradaptasi dengan pola pikir dan gaya hidup mereka. Dan ketika kepemimpinan yang ada hendak melakukan revolusi mental pada bangsa, generasi inilah yang menjadi target penting untuk disasar.

4. Tantangan Kepemimpinan pada Era Generasi Milenial

    Pada era generasi milenial saat ini, pergolakan dan tantangan untuk memiliki pemimpin yang sesuai dengan zaman sangatlah besar, termasuk di Indonesia. Walaupun banyak survei menyebutkan bahwa bangsa Indonesia berada pada jalur yang benar, survei-survei tersebut belum menyentuh lapisan-lapisan pemimpin di pemerintahan daerah, di mana banyak pemimpin muncul akibat politik praktis. Akibat biaya politik yang mahal dan sistem politik partai yang mengharuskan pemimpin berasal dari partai berkuasa dengan sumber daya besar, banyak pemimpin daerah tergiur untuk menghalalkan praktik-praktik tidak jujur demi mengembalikan apa yang telah mereka keluarkan untuk bisa menduduki jabatan tertentu. Meskipun demikian, masih ada pemimpin daerah yang membanggakan dan mampu membawa perubahan positif pada daerah yang mereka pimpin. Seorang pemimpin dalam pemerintahan adalah abdi rakyat, meskipun dalam konotasi "pemerintah" diartikan sebagai "perintah penguasa," yang sering dialami oleh bangsa yang terjajah. Ini berbeda dengan istilah "government" yang berindikasi "mengelola kesejahteraan umum," yang mengingatkan penguasa untuk mengayomi rakyat. Seorang pemimpin harus menjadi abdi rakyat dan abdi negara sekaligus.

    Pada akhirnya, pemerintahan yang efektif akan terwujud apabila para pemimpin di republik ini memenuhi kualifikasi-kualifikasi sebagai pemimpin yang kredibel, berkemampuan, intelektual, dan memiliki visi yang jauh ke depan. Namun, pemimpin yang baik juga harus memiliki integritas, kejujuran, dan kesetiaan pada kepentingan rakyat. Seorang pemimpin harus selesai terhadap dirinya sendiri. Dia tidak boleh mementingkan kepentingan pribadi, kelompok, maupun partai di atas kepentingan rakyat yang dipimpinnya. Sistem perpolitikan di negara kita juga harus diperbaiki. Biaya politik yang mahal menuntut seseorang yang akan maju menjadi pemimpin harus memiliki modal besar, sehingga banyak bibit pemimpin di negeri ini sulit mendapatkan kesempatan untuk maju di pentas politik. Masih banyak orang yang memiliki kualitas sebagai pemimpin namun enggan untuk maju. Dorongan untuk mencapai pemerintahan yang efektif dalam kepemimpinan yang bijaksana diharapkan akan membuat sistem yang baik untuk mencapai Indonesia sebagai bangsa yang maju di segala bidang, menjadi negara yang berdaulat, terciptanya keadilan, sehingga kesejahteraan rakyat yang mandiri akan tercapai.

5. Kesimpulan

    Laju perkembangan zaman saat ini telah memengaruhi segala aspek, termasuk aspek kepemimpinan. Pada era generasi milenial, pergolakan dan tantangan untuk memiliki pemimpin yang sesuai dengan era saat ini sangatlah besar. Pola kepemimpinan milenial tidak sama dengan pola kepemimpinan lama dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan yang dibangun pun perlu beradaptasi dengan pola pikir dan gaya hidup dari generasi milenial, yang menggerakkan dunia kerja, dunia kreativitas, dunia inovasi, dan memengaruhi pasar serta industri global.

    Kepemimpinan pada era milenial memiliki pendekatan yang khas karena digitalisasi yang merambah dunia kerja tidak lagi memungkinkan pemimpin untuk bertindak secara konvensional. Pola kepemimpinan milenial perlu memahami dan memakai pola komunikasi generasi milenial yang dipimpinnya. Di samping itu, kepemimpinan milenial perlu mendorong inovasi, kreativitas, dan jiwa entrepreneurship generasi baru itu.

Daftar Pustaka

1. Bencsik, A., & Machova, R. (2016). Knowledge Sharing Problems from the Viewpoint of Intergeneration Management. In ICMLG2016 - 4th International Conference on Management, Leadership, and Governance: ICMLG2016 (p.42). Academic Conferences and Publishing Limited.

2. Hasibuan, N. (2010). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.

3. Howe, N., & Strauss, W. (1991). Generations: The History of America's Future, 1584 to 2069. New York: Vintage.

4. Kartono, Kartini. (2006). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

5. Kupperschmidt’s. (2000). Generation X and the Public Employee. Public Personnel Management.

6. Mannheim, K. (1952). The Problem of Generations. Essays on the Sociology of Knowledge. Amherst, MA: HRD Press.

7. Moeljono. (2003). Asas-Asas Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

8. Mulyasa, E. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

9. Rivai, A. (2007). Kepemimpinan Dalam Masyarakat Modern. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

10. Rujiatmojo, Soeharto. (2005). Kepemimpinan Dalam Administrasi Negara Di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

11. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

12. Wahjosumidjo. (2002). Kepemimpinan: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grapindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar